Kampoeng Djadhoel yang berada di Kota Semarang sudah lama dikenal sebagai destinasi wisata sentra batik. Kampung ini menjadi kebanggaan warga Kota Semarang, karena penduduk Kampung Djadhoel terkenal dengan perjuangan dan kegigihannya dalam mempertahankan tradisi kebudayaan leluhur melalui seni membatik. Kampung ini pun kini menjadi “markas” berkumpulnya para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Batik binaan Kecamatan Semarang Timur.
Letak Kampung Djadhoel mudah dijangkau, karena berada di sekitar kawasan Kota Lama Semarang. Sesuai namanya, kampung ini bernuansa zaman dahulu alias jadul (djadhoel). Selain sebagai destinasi wisata berkonsep edukasi, Kampung Djadhoel kini telah menjelma menjadi lokasi industri batik terbaik di Semarang.
Salah satunya dibuktikan dengan banyaknya toko yang menjual kain batik, baik batik Semarang, maupun batik khas Jawa Tengah. Toko-toko ini mayoritas dikelola oleh warga setempat. Tak hanya toko yang menjual kain saja, di tempat ini juga banyak ditemukan toko yang manjajakan berbagai aksesoris dengan motif batik. Seperti gelang, kalung atau bahkan tas juga tersedia di sana. Selain menjadi sentra batik, pengunjung juga bisa melakukan aktivitas seru lainnya seperti mengikuti kelas membatik.
Para pembatik yang ada di Kampoeng Djadhoel Semarang mayoritas masih menggunakan teknik tradisional, seperti teknik celup ikat, teknik cap, dan teknik canting tulis. Menelisik perkembangan zaman, melalui kegiatan KKN, Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) berinisiatif untuk memberikan edukasi serta pelatihan melalui digitalisasi batik dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Harapannya, para pembatik tidak ketinggalan zaman sehingga mampu beradaptasi dengan teknologi modern dan mampu bersaing di pasar global.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat ini menjadi salah satu media baru untuk memberikan kemudahan kepada pembatik dalam menciptakan ide desain motif batik baru, salah satunya yaitu Software JBatik. Software ini merupakan besutan Piksel Indonesia hasil dari penelitian yang menggabungkan antara ilmu sains, teknologi, dan budaya.
Sasaran utama dari KKN Tematik Undip ini yaitu pelaku UMKM Batik, terkhusus Djago Batik Tulis Lukis milik Bapak Dodo Budiman. Pak Dodo selau pelaku UMKM Batik, sangat antusias sekali dengan adanya upaya yang dilakukan Mahasisa Undip untuk melestarikan budaya membatik melalui teknologi terbaru. Software Jbatik ini menjadi jawaban dari keluhan pembatik untuk menghasilkan ide desain motif batik baru dengan mudah, cepat, dan dapat diproduksi dalam skala besar.
Pengenalan dan pelatihan software JBatik dilakukan selama lima hari. Rinciannya satu hari digunakan untuk sosialisasi software JBatik dan empat hari berikutnya diisi dengan kegiatan pelatihan. Pelatihan ini dilakukan secara tersusun dan terarah sesuai dengan Modul Pelatihan Software JBatik yang dibuat oleh tim pengabdi KKN Tematik Undip pada minggu sebelumnya. Modul tersebut dibuat berdasarkan hasil kajian literatur, jurnal terkait, dan percobaan software oleh tim pengabdi.
Berdampak Positif
Selama empat hari pelatihan, materi-materi yang disampaikan meliputi pengenalan software JBatik, cara install software JBatik ke perangkat laptop, perhitungan dasar matematika fraktal dan parametrik, hingga contoh desain batik menggunakan software JBatik, dan pendampingan pembuatan desain batik dengan software. Walaupun terkendala dalam alat, hal tersebut tidak menyurutkan semangat dari Bapak Dodo Budiman untuk terus belajar, mengenal, dan memahami software JBatik sebagai teknologi tepat guna untuk digitalisasi batik.
Tidak hanya itu, Mahasiswa Universitas Diponegoro juga turut memberikan edukasi serta pendampingan pendafataran merek ke Dirjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI. Diharapkan kegiatan ini dapat membatu para pelaku UMKM Batik, khususnya Djago Batik Tulis Lukis mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual melalui hasil kreativitas intelektualnya untuk mendapat perlindungan hukum yang jelas bagi hasil karyanya.
Proses pendampingan ini dilakukan pada minggu ke-5 pengabdian (18/07) secara online pada laman https://www.dgip.go.id/. Pendampingan ini terbagi menjadi dua hari dengan tahapan dan arahan permohonan pendaftaran merek sesuai dengan Modul Panduan Permohonan Merek milik DJKI-KEMENKUMHAM. Pada hari pertama terdapat sosialisasi dan persiapan dokumen permohonan merek, sedangkan pada hari kedua diisi dengan pendampingan pendaftaran hingga selesai.
Untuk diketahui Djago Batik Tulis Lukis tergolong sebagai pelaku UMKM untuk pendaftaran HAKI masuk dalam kategori kelas 41, yaitu pelatihan membatik dan pembuatan batik. Untuk pendaftaran HAKI dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp500.000.
Menurut Pak Dodo Budiman pendampingan dan pelatihan yang dilakukan oleh Mahasiswa Undip ini sangat bermanfaat dan mudah dilakukan, sehingga akan berdampak positif terhadap usahanya. “Alhamdulillah saya sangat terbantu sekali dengan teman-teman Mahasiswa Universitas Diponegoro ini karena sudah mengadakan pelatihan JBatik dan pendampingan pendaftaran merek batik dari karya saya,”ujarnya.
Pak Dodo berharap semoga pendampingan ini mendapatkan hasil yang terbaik dan cepat memiliki payung hukum yang jelas. Untuk penggunaan software, menurutnya, ini menjadi pengalaman terbaik untuk bisa beradaptasi di era modern. (drh. Siti Susanti, Ph.D)