Memasuki Tahun 2020 ini, PT Hino Motors Sales Indonesia atau HMSI memiliki target untuk mengembangkan jaringan outlet hingga 200 outlet. Penambahan akan ditempatkan pada area – area strategis di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Kawasan Indonesia Timur. Begitupun dengan jaringan suku cadang, akan ditingkatkan dari 3.407 jaringan toko suku cadang menjadi 3.600 jaringan di 2020 guna menjaga distribusi dan ketersedian suku cadang di seluruh Indonesia. Bagi konsumen yang memiliki area – area yang sulit terjangkau, Hino juga akan mengembangkan service point (Serpo) di 11 titik terbaru yang mampu menjangkau konsumen hingga kedalam, sehingga konsumen tidak perlu khawatir unit Hino bisnisnya dapat tetap terawat dan terjaga.
Di pasar kendaraan komersial Hino Indonesia berhasil mencatatkan penjualan sebanyak 94.000 unit atau turun 18.26% dibanding tahun 2018 yakni sebanyak 115.000 unit. meskipun kondisi market yang menurun, Hino tetap berhasil membukukan prestasi dan mempertahankan posisi sebagai market leader medium duty trucks selama 20 tahun terakhir ini. Hino selama tahun 2019 ini berhasil melepas sebanyak 31.471 unit kepasaran dengan Hino Ranger yang menjadi raja medium duty trucks berhasil terjual kepasaran sebanyak 17.004 unit dengan raihan market share 62%. Hino Dutro sangat sukses, dan semakin dipercaya oleh konsumen dengan market share yang meningkat dan tumbuh dari 20% menjadi 22% dan berhasil dilego ke pasar sebanyak 14.299 unit di tahun 2019.
Tahun ini Hino Indonesia juga siap dalam menghadapi program pemerintah untuk penggunaan bahan bakar biodiesel sebesar 30% atau B30 sesuai yang tertuang pada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Nomor 12 tahun 2015 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar lain, yang mulai berlaku dari 1 Januari 2020.
Seperti diketahui Sejak tahun 2010 hingga saat ini, Hino terus melakukan riset dan pengembangan produk khusus untuk biodiesel. Secara intens durability test dan emission test dilakukan didalam laboratorium agar hasil dapat di cek secara ilmiah. Test dilakukan Hino di Indonesia dan Jepang dengan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti: Balai Teknologi Termodinamika, Motor dan Propulsi (BT2MP) dulu BTMP, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), Balai Teknologi Bahan Bakar & Rekayasa Disain (BTBRD) dulu BRDST, Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Pertamina.
Hasil riset tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan spesifikasi produk Hino yang cocok menggunakan biodiesel, namun juga untuk mengembangkan spesifikasi bahan bakar biodiesel tersebut. Salah satu contoh kontribusi penelitian Hino yang diaplikasikan pada spesifikasi biodiesel yang diproduksi adalah kandungan logam. Pada B20 tidak diatur kandungan logam, sedangkan di B30 diatur kandungan beberapa jenis logam, antara lain Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium.
Adapun dampak dari kandungan logam tersebut adalah penyebab filter bahan bakar dan injector tersumbat sehingga aliran bahan bakar ke ruang bakar tidak sempurna dan performa mesin tidak optimal.
Sementara itu bagi pengguna kendaraan Hino saat ini tidak perlu khawatir terhadap pengunaan B30. Hino sudah sampai di tahap akhir pengembangan untuk menyiapkan Retrofit kendaraan Hino yang saat ini beroperasi atau produksi VIN dibawah tahun 2020. Retrovit ini pilihan digunakan untuk kendaraan Hino baik itu mekanikal maupun bermesin common rail yang terdiri dari Fuel Filter yang lebih besar, serta sender, tank, piping dan hose yang memiliki material yang lebih tahan untuk pengunaan bahan bakar B30.
Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi HMSI mengungkapkan, dengan pengunaan bahan bakar B30, diharapkan pengusaha maupun pengemudi truk melakukan kontrol dan perawatan yang lebih rutin. “Ini dibutuhkan untuk mencegah atau meminimalisir penyumbatan filter sehingga kondisi kendaraan tetap terjaga dan bisnis dapat terus berjalan”,ujarnya.