Menko Perekonomian Pastikan Kesiapan Industri Tanah Air Olah Bijih Bauksit

207
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan pers didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (21/12/2022). Foto:BPMI Setpres.go.id

Geliatnusantara.com – Pemerintah telah memutuskan untuk menghentikan ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023 mendatang. Hal ini disampaikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam keterangan pers di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/12/2022). Menurutnya, bijih bauksit tersebut akan di olah sendiri di dalam negeri oleh industri Tanah Air.

“Mulai Juni 2023, pemerintah akan memberlakukan larangan ekspor bijih bauksit dan mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri,” ungkap Jokowi.

Menyikapi keputusan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto pun memastikan, bahwa pemerintah telah menyiapkan beberapa fasilitas industri di Tanah Air untuk mengolah bijih bauksit tersebut.

“Kesiapan industri di dalam negeri ini sudah ada empat fasilitas pemurnian bauksit yang eksisting dengan kapasitas alumina sebesar 4,3 juta ton,” kata Airlangga dalam keterangan pers, di Istana Merdeka, Rabu (21/12/2022).

Selain itu, menurut Airlangga, fasilitas pemurnian bauksit yang dalam tahap pembangunan memiliki kapasitas input sebesar 27,41 juta ton dengan kapasitas produksi 4,98 juta ton atau mendekati 5 juta ton.

“Cadangan bauksit kita kan besar, 3,2 miliar (ton). Dan ini bisa memenuhi kapasitas sebesar 41,5 (juta ton). Jadi dari jumlah smelter yang disiapkan delapan tersebut masih bisa dua belas smelter lain dan ketahanan dari pada bauksit kita itu antara 90-100 tahun masih cukup reserve yang ada,” ujarnya.

Airlangga menjelaskan, bijih bauksit akan diolah menjadi alumina. Kemudian menjadi alumunium atau alumunium ingot. Selanjutnya turun ke produk turunan dalam bentuk batangan atau flat.

“Tentu nanti akan turun lagi ke industri yang sekarang sudah punya ekosistem yaitu industri permesinan, industri konstruksi,” urainya.

Untuk itu, Airlangga pun meyakini, bahwa kebijakan penghentian ekspor bijih bauksit sekaligus mendorong industri pengolahan dan pemurnian di dalam negeri akan mendatangkan nilai tambah bagi Indonesia.

Berita Lainnya  Dari Pembangkit Listrik Hingga Kertas

“Pelarangan seluruhnya bauksit mentah termasuk yang dicuci. Selama ini kan bauksit bisa dicuci kemudian di ekspor. Sekarang yang dicuci pun tidak boleh [diekspor], harus diproses di Indonesia, dan itu mulai Juni tahun 2023. Saat sekarang, jumlah impor aluminium oleh Indonesia itu 2 miliar Dolar AS. Jadi tentu dengan adanya pabrik nanti berproses di Indonesia, 2 miliar Dolar AS ini menjadi penghematan devisa,” pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah mengumumkan kebijakan untuk melarang ekspor bijih bauksit mulai tahun depan, yakni mulai Juni 2023. Kebijakan ini dilandasi dengan komitmen pemerintah yang ingin mewujudkan kedaulatan sumber daya alam (SDA) dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Terutama dalam rangka pembukaan lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya dan peningkatan penerimaan devisa serta pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.

“Oleh karena itu, pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan industri pengolahan sumber daya alam di dalam negeri. Ekspor bahan mentah akan terus dikurangi, hilirisasi industri berbasis sumber daya alam di dalam negeri akan terus ditingkatkan,” kata Presiden Jokowi.(LTY)