Program Kemitraan, Menarik Orang Muda Menjadi Petani

217

Sebagai salah satu pelaku industri tembakau di tanah air, Sampoerna, telah menjalankan program kemitraan dengan petani tembakau  dengan Sistem Produksi Terpadu selama lebih dari satu dekade.  Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Ervin Pakpahan mengatakan program ini dijalankan melalui perusahaan pemasok tembakau, dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas tembakau dan kesejahteraan petani.

Petani yang menjadi mitra Sampoerna tidak hanya di Wonogiri saja. Pada tahun 2021, tercatat lebih dari 21.000 petani tembakau yang tersebar di sejumlah sentra pertanian tembakau di Pulau Jawa dan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menerima manfaat dari program kemitraan ini.

Seperti yang disampaikan oleh Miswanti petani tembakau Dari Desa Ngadirejo, Kecamatan Ermoko Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah saat menceritakan keberhasilan dirinya dan dan petani tembakau di desanya. Berkat tembakau kini kesejehateraan warga di desanya meningkat pesar.

Dulu masih banyak rumah yang dulu terbuat dari bambu, kini sudah dibangun dengan menggunakan batu bata. Tak hanya itu warga di desanya juga sudah banyak yang mampu membeli kendaraan roda empat. Semua itu berkat kerja keras. bimbingan dan pelatihan dari dinas terkait dan juga karena para petani tembakau di desa Ngadirejo menjadi mitra PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna).

Kondisi serupa juga dialami oleh Roni Setiawan. Melalui program kemitraan dari Sampoerna ini, ia jadi tertarik untuk menjadi petani tembakau pada tahun 2016. Roni pun rela meninggalkan pekerjaan sebelumnya, menjadi buruh di Kota Solo.

Bertempat di Desa Ngadirejo Wonogiri, Jawa Tengah Kamis (7/7/2022) pekan lalu Sampoerna dan para mitra petani tembakau menyelenggarakan kegiatan Tanam Raya Tembakau. Pada kegiatan tersebut hadir Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan, Kemenko Perekonomian, Moch. Edy Yusuf. Dalam kesempatan ini Edy Yusuf menyatakan dukungannya dan turut mengajak pihak swasta untuk melaksanakan praktik kemitraan, karena dinilai mampu mendorong lompatan kemajuan. Ia menekankan bahwa kesejahteraan petani bisa meningkat jika semua pihak mau berkolaborasi.

Berita Lainnya  BRI Dinobatkan Sebagai Best Bank for CSR

Sementara itu, Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Kementerian Pertanian, Ardi Praptono, yang juga tururt hadir dalam kegaiatan tersebut mengapresiasi atas konsistensi Sampoerna dalam menjalankan program kemitraan. “Kementerian Pertanian mengapresiasi komitmen Sampoerna dalam mengupayakan program kemitraan bersama petani tembakau sejak tahun 2009,”ujarnya.

Program kemitraan dengan petani tembakau yang dijalankan Sampoerna diwujudkan melalui pendampingan, bimbingan teknis, akses yang mudah terhadap permodalan serta prasarana produksi pertanian, hingga jaminan pembelian bagi petani sesuai dengan kesepakatan. “Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Kemenko Perekonomian dan Kementerian Pertanian terhadap program kemitraan ini,” ujar Ervin Pakpahan.

Sinergi yang dibangun dari pola kemitraan ini menjadi jaminan bagi petani akan serapan hasil panen serta pembelian dengan harga yang stabil. Sehingga menghindarkan petani akan ketidakpastian akibat rantai penjualan yang berlapis.

Pendampingan bagi petani berlangsung sejak pembibitan, penanaman, hingga panen guna menjaga kualitas tembakau yang dihasilkan. “Selain memotong rantai pasok yang panjang, kemitraan juga mendorong peningkatan kualitas tembakau lewat bimbingan dan pelatihan,” ujar Ketua DPD Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Jawa tengah, Hafidz BR.

Selain pendampingan proses budidaya, para petani binaan juga menerima berbagai pelatihan guna mengurangi dampak terhadap lingkungan dan menciptakan kondisi bekerja yang aman dan berkeadilan. Beragam program pemberdayaan perempuan dan pendampingan usaha juga diimplementasikan untuk para istri petani tembakau. Rangkaian kegiatan ini bertujuan agar dampak positif program kemitraan dapat juga dirasakan bagi komunitas di sekitar petani.

Di Wonogiri, program kemitraan Sampoerna dilaksanakan melalui perusahaan pemasok tembakau, PT Sadhana Arifnusa, yang secara konsisten memberikan bimbingan bagi para petani mitra. Pendampingan tersebut berlangsung sejak pembibitan, penanaman, hingga panen guna menjaga kualitas tembakau yang dihasilkan.

Berita Lainnya  Dawai Nusantara Mengalun di Benua Eropa

Selain Wonogiri, program tersebut juga dijalankan di sejumlah sentra penghasil tembakau di pulau Jawa, seperti Rembang, Jember, dan Bondowoso. Tanpa program kemitraan, rantai perdagangan tembakau yang panjang melalui sejumlah tengkulak berpotensi mengurangi keuntungan petani secara signifikan.

Tak hanya pelatihan, dalam program kemitraan ini petani diarahkan untuk menjadi petani modern. Semua aktifitas menanam tembakau, selalu mengutamakan prinsip efesiensi dan produktifitas. Saat menjual hasil temabaku ke pengumpul sudah tidak lagi menggunakan cara konvensional. Seperti mencatat dan menimbang. Para mitra petani, kata Suharto Pimpinan Area PT Sadhana Arifnusa, sudah memiliki barcode sendiri-sendiri untuk produk tembakau yang dijual. “Jadi menjual tembakau sudah seperti membeli produk di supermarket, langsung ada barcode-nya,”kata Suharto.

Untuk informasi mengenai pelatihan, transfer knowledge juga dilakukaan melalui aplikasi My Tani. Itu sebabnya pula program kemitraan petani tembakau ini juga menarik perhatian orang-orang muda untuk menjadi petani.(GN)