Geliatnusantara.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono meninjau lokasi banjir yang menggenangi beberapa wilayah di Semarang, Jawa Tengah pada akhir Desember 2022 hingga awal Januari 2023 kemarin. Salah satu daerah yang di kunjungi adalah Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk.
Menurutnya, banjir yang terjadi kali ini tidak hanya disebabkan banjir rob atau banjir pasang surut air laut saja. Namun juga disebabkan oleh debit air hujan tinggi yang terjadi sejak Sabtu (31/12/2022) pagi. Kemudian rumah pompa yang terpasang masih kurang kapasitasnya untuk menyurutkan banjir dengan cepat.
“Penanganan banjir yang ditangani sekarang adalah banjir dari hulu sungai dengan kapasitas pompa di Rumah Pompa Sringin sebesar 10 meter kubik (m3)/detik dan Rumah Tenggang sebesar 12 m3/detik. Sedangkan debit hujan kemarin sampai dengan 65 m3/detik. Artinya kapasitas pompa masih kurang,” kata Basuki seperti dikutip dari situs resmi Kementerian PUPR, Rabu (4/01/2023).
Untuk itu, ia mengatakan, bahwa sebagai penanganan jangka pendek, Kementerian PUPR sudah mendatangkan pompa dari berbagai wilayah untuk menyedot dan menyalurkan air genangan ke laut. Tambahan pompa penyedot air berkapasitas besar tersebut diharapkan dapat mempercepat penanganan banjir di Kaligawe dan jalur jalan Pantai Utara Kota Semarang.
“Hari ini saya datangkan lagi tambahan pompa sekitar 3,5 m3/detik, di antaranya dari Solo (Balai Besar Wilayah Sungai/BBWS Bengawan Solo), Yogya ( BBWS Serayu Opak), Cirebon (BBWS Cimanuk-Cisanggarung), bahkan dari DKI (BBWS Ciliwung Cisadane). Saya harapkan paling lama besok sudah kering,” ujar Basuki.
Sementara itu, lanjut Basuki, untuk penanganan jangka panjang, pihaknya akan menambah jumlah pintu air di Rumah Pompa Kali Tenggang dan Rumah Pompa Kali Sringin.
“Jadi nanti penanganannya di Rumah Pompa Sringin akan ditambah delapan pintu, bukan pompanya. Untuk di Tenggang ada enam pintu, ini sudah kita pesan pintunya dan akan dipasang,” tuturnya.
Nantinya, kata dia, pintu air tersebut akan dibuka tutup sesuai pasang surut air laut.
“Nanti, kalau airnya pasang pintu ditutup agar tidak melimpas balik. Kalau surut baru kita buka sehingga air bisa mengalir dari sungai ke laut secara gravitasi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Menteri PUPR ini juga menjelaskan, bahwa penanganan banjir di Kota Semarang tersebut dilakukan menggunakan sistem polder. Dimana penanganannya mencakup area Semarang Barat, Semarang Tengah, serta Semarang Timur yang terdiri atas Rumah Pompa Tenggang dan Sringin.
“Sekarang rob sudah mulai tertangani. Apalagi nanti kalau selesai Jalan Tol Semarang-Demak seksi 1 dengan tanggul laut. Ini penanganan banjir dari hulu,” tandasnya.
Turut hadir dalam tinjauan tersebut, Dirjen Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Dirjen Bina Marga Hedy Rahadian, Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Bob Arthur Lombogia, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi, dan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta Wida Nurfaida.(LTY)